Kamis, 07 April 2016

Tanya Jawab Dengan Nelson Tansu


 Bagaimana rasanya menjadi profesor di saat usia muda dan di universitas ternama lagi?

Saya merasa berterima kasih atas kesempatan untuk dapat menjadi profesor di Lehigh University di USA. Tentu saja saya sendiri tidak akan dapat mencapai segala ini tanpa dukungan dari keluarga di Indonesia, dan di Amerika juga. Dan juga bimbingan dari guru-guru, para profesor dari pendidikan dasar dan menengah di Indonesia sampai universitas di Amerika. Saya rasa saya masih harus banyak bekerja dan belajar segiat mungkin untuk bisa terus. Pertama, menghasilkan kontribusi ilmiah penting dalam bidang fisika dan engineering. Kedua, berinovasi untuk menghasilkan science and engineering yang memiliki applikasi dalam bidang teknologi. Ketiga, mampu untuk memberikan pengajaran (lecture) yang paling efektif kepada mahasiswa-mahasiswa saya. Dan keempat, mampu mendidik dan menghasilkan ilmuwan dan profesor-profesor masa depan juga.

Jadi seperti yang saya katakan, masih banyak hal-hal yang saya harus lakukan dan semua ini cuma bisa dicapai dengan kerja keras. Kalau soal filosofi sebagai professor di universitas: saya sangat mementingkan excellence in both research and teaching. Saya sendiri berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk para mahasiswa dan juga universitas, dan hopefully juga negara.


Ada pandangan bahwa mutu sekolah di tanah air berantakan. Anda sendiri produk dari pendidikan dasar di tanah air, tetapi toh bisa berprestasi seperti sekarang. Pendapat anda?

Saya sendiri orangnya sangat optimis. Jadi saya rasa sebenarnya bukan sistem yang menjadi masalah bagi bangsa kita untuk maju dalam bidang pendidikan. Sebenarnya banyak ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang sukses di tingkat dunia, di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, yang sangat dapat dibanggakan, yang dulunya juga memperoleh pendidikan dasar (dari SD sampai SMA) di Indonesia yang kita cintai ini. Kesuksesan mereka tersebar dalam bidang-bidang pendidikan, teknologi, riset, penemuan, engineering, science, dan lainnya. Beberapa contoh adalah sebagai berikut: Prof. Yohanes Surya, Prof. Ken Soetanto (professor di Waseda University, Jepang), Prof. B. J. Habibie, dan lain sebagainya. Mereka semua dulunya juga memperoleh pendidikan dasar di Indonesia.

Sebenarnya, menurut pendapat saya, saya kira sistem pendidikan dasar di Indonesia (dari SD sampai SMA) sewaktu saya masih sekolah di Indonesia sudah cukup bagus. Tetapi mungkin dalam pelaksanaan di sekolah-sekolahnya yang kurang. Siswa-siswa yang memperoleh pendidikan mereka di sekolah-sekolah top di Indonesia akan dengan mudah mendapatkan pendidikan dasar terbaik yang sebanding atau dan tidak kalah dari pendidikan di sekolah-sekolah top di Singapura, Jepang, USA, dan negara maju lainnya. Jadi ibaratnya, sistem pendidikan dasar sebenarnya tidak kalah dari negara maju lainnya. Tetapi pelaksanaan di lapangannya mungkin masih sangat sulit untuk bisa optimal. Hal ini mungkin disebabkan oleh sulitnya menyediakan guru-guru berbobot untuk mengajar di daerah-daerah. Dan juga soal dana yang terbatas. Salah satu hal yang penting untuk di-emphasize dalam kultur bangsa Indonesia adalah kita sebagai bangsa besar dengan populasi no.4 di dunia, harusnya berani menjadi bangsa yang mengutamakan pendidikan untuk generasi mendatang.


Masyarakat kita sering merasa rendah diri dengan kualitas pendidikan di negeri sendiri. Bagaimana pandangan Anda?

Saya rasa bangsa Indonesia tidak perlu merasa 'rendah diri' mengenai pendidikan dasar dalam negeri. Seperti saya katakan tadi, pendidikan yang diberikan oleh sekolah-sekolah (SMA) top Indonesia sama sekali tidak kalah dengan sekolah top di negara maju. Menurut pandangan saya, saya sendiri sangat berterima kasih atas pendidikan dasar yang saya peroleh dari SD-SMA Sutomo 1 Medan, yang mana bukan hanya memberikan fondasi kuat dalam hal pengetahuan, tetapi juga soal etika hidup. Bangsa kita harus menyadari bahwa yang paling penting adalah bagaimana mengimplementasikan pendidikan dengan benar. Bukan hanya memiliki sistem yang bagus tetapi tidak dilaksanakan.

Mungkin untuk level universitas, harus diakui universitas-universitas di Indonesia masih perlu bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan mereka dibandingkan dengan universitas-universitas top di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.


Menurut Anda, mana yang lebih berperan dalam suksesnya pendidikan, keuletan dan kreatifitas anak didiknya atau kurikulum dan kemampuan guru-gurunya?

 Saya rasa kultur dan motivasi dari pendidik atau guru dan anak-anak didik kita (siswa dan mahasiswa) yang jauh lebih penting daripada sistem pendidikan. Tentu saja kemampuan guru di Indonesia masih jauh di bawah harapan, kalau dibandingkan dengan negara maju. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidaklah kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi seperti saya katakan tadi, mungkin pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal.

Mengenai kultur dan motivasi dari murid-murid Indonesia, saya rasa masih dapat dikembangkan lebih jauh. Bangsa Indonesia haruslah meyakini bahwa bagi kita, untuk menjadi bangsa besar di dunia ini, maka pendidikan adalah cara untuk mencapainya. Yang harus anak-anak muda kita idolakan janganlah melulu bintang film, penyanyi-penyanyi, atau olahragawan saja. Tetapi idolakan juga orang-orang yang sukses di bidang pendidikan dan science-teknologi.


Anda bisa ceritakan, bagaimana proses pembentukan kultur belajar di negara-negara yang maju pendidikannya?

Di kalangan masyarakat negara maju, pendidik, guru atau profesor, sangatlah dihormati. Mungkin hal ini disebabkan karena rasa sadar diri yang tinggi dari masyarakat negara maju mengenai betapa pentingnya pendidik dalam membentuk generasi mendatang. Jangan lupa juga, hampir semua penemuan penting yang menempatkan negara maju (seperti Amerika Serikat) berasal dari riset yang dilakukan oleh mahasiswa dan profesor-profesor di universitas.

Jadi di negara maju, pemerintah dan masyarakat sangat mendukung keberadaan universitas-universitas. Oleh karena itu, universitas-universitas top di Amerika Serikat selalu mendapatkan banyak sumbangan finansial dari alumni-alumni yang totalnya bisa mencapai lebih dari beberapa milyar dollar AS. Contohnya: Sumbangan alumni di Lehigh University jumlahnya lebih dari 1 milyar dollar AS! Dan semua investasi sumbangan dari alumni untuk universitas di Amerika Serikat ini akan disalurkan kembali untuk mengembangkan dan memajukan kualitas universitas bersangkutan. Misalnya dengan cara merekrut dan meng-hire profesor-profesor berkualitas tinggi, membangun fasilitas-fasilitas muktakhir untuk riset dan teaching, memberikan scholarships untuk mahasiswa-mahasiswa terbaik, dan tentunya untuk berkompetisi dengan universitas lainnya.



Kalau pembentukan kultur belajar di Indonesia?

Mungkin bukan kultur belajar siswa-siswa Indonesia yang menyebabkan problematika pendidikan di Indonesia, tetapi kultur dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa investasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan akan menunjukkan hasil di kemudian hari, yaitu generasi mendatang yang bakal membangun negara Indonesia menjadi yang lebih baik.


Saat ini, dunia pendidikan di Indonesia dipandang dalam lingkup lingkaran setan. Yang selalu dipermasalahkan adalah gonta-gantinya kebijakan pemerintah, kurikulum bongkar pasang, kualitas pendidik dianggap rendah, gaji dan kesejahteraan guru sangat jelek, minimnya fasilitas riset, dll. Pandangan Anda?

Saya setuju sekali dengan pernyataan Anda mengenai beberapa hal yang menyulitkan Indonesia dalam mengembangkan dunia pendidikan. Sangat disayangkan bahwa dunia pendidikan Indonesia terlalu tergantung pada kondisi politiknya. Saya ingat sewaktu saya masih mengenyam pendidikan dasar di SMA Sutomo 1 Medan atau sewaktu SD sampai SMA, saya rasa pendidikan dasar yang saya peroleh tersebut sangatlah berkualitas dan tidaklah kalah dengan pendidikan dasar di negara maju lainnya. Tetapi sekarang sistem pendidikan di Indonesia telah berubah terus, sampai beberapa versi sejak saya tamat SMA tahun 1995 lalu. Saya rasa kurikulum-kurikulum tersebut, baik sewaktu zaman saya, atau sekarang semuanya baik. Tetapi pelaksanaanya yang perlu dilakukan dengan seoptimal mungkin.

Jadi sebenarnya kita jangan terus menerus ganti kurikulum hanya karena adanya pemerintah baru. Sistem evalusi seperti Ebtanas yang diganti dengan UAN menjadikan tambahan confusion (kerancuan) dalam perbandingan antar siswa dari generasi yang berbeda. Jadi sistem dan kurikulum jangan diubah-ubah terlalu drastis, tetapi tentu saja boleh diperbaiki secara perlahan-lahan, dan yang penting pelaksanaannya yang harus dimaksimalkan.

Tentu saja kualitas pendidik yang rendah, terutama di daerah terpencil, jauh dari kota besar menyebabkan sulitnya mencapai pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh di Tanah Air. Saya kira pendidikan yang diperoleh di kota-kota besar sudah cukup baik, tetapi hal ini sulit dicapai oleh daerah-daerah terpencil.

Kualitas fasilitas riset yang masih jauh dari optimal dan kesulitan mendapatkan profesor terbaik untuk datang mengajar di universitas-universitas Indonesia juga menghambat perkembangan Indonesia untuk memiliki universitas terkenal di tingkat Asia dan dunia. Kita misalnya harus melihat komposisi profesor-profesor yang dimiliki National University of Singapore, yang merupakan salah satu universitas berkualitas tinggi di tingkat Asia, di mana profesor-profesornya berasal dari manca negara. Jadi kita harus merefleksikan diri, bagaimana kita bisa meng-attract 'foreign talent' untuk berkontribus bagi pengembangan generasi muda kita. Sekarang ini, sangatlah susah untuk menarik profesor-profesor terbaik di Amerika Serikat untuk menjadi profesor di Indonesia.



Hal prinsip apa saja yang mesti dilakukan untuk membenahi pendidikan di Indonesia?

Bangsa Indonesia harus mampu memiliki universitas-universitas berkualitas terbaik (top 10 or top 5) di tingkat Asia. Hal ini merupakan tujuan yang tidak dapat dihindari jika Indonesia ingin menjadi salah satu macan pendidikan di tingkat Asia. Dengan adanya universitas-universitas top 5 dan top 10 di tingkat Asia, maka sumber daya manusia (SDM) terbaik Indonesia dapat berkarya di dalam negeri dan juga SDM terbaik dari luar negeri dapat ditarik untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas generasi muda mendatang.

Saya kira Indonesia harus berkonsentrasi untuk mengembangkan tiga universitas top-nya, misalnya UI, ITB, dan UGM, dengan berkonsentrasi bagaimana supaya tiga universitas tersebut dapat menjadi universitas terbaik di tingkat Asia. Salah satunya adalah menunjuk administrator universitas (rektor, dekan, dan ketua departemen) yang bermotivasi dan mampu membawa universitas tersebut ke tingkat Asia. Mungkin yang terbaik adalah mendapatkan administrator ini dari kalangan profesor-profesor dari universitas luar negeri yang telah memiliki banyak pengalaman dalam hal operasi universitas-universitas berkualitas tinggi. Dengan adanya rektor dan dekan yang berkualitas tinggi, maka secara otomatis kultur positif bakal ditularkan kepada seluruh komponen di universitas.

Hanya sebagian kecil dari masyarakat kita yang masih yakin bahwa Indonesia memiliki potensi human capital yang luar biasa. Menurut Anda? Oh tentu saja, Indonesia mempunyai potensi SDM yang besar. Ingat, negara kita ini adalah negara no.4 terbesar dalam hal populasi. Bayangkan jika kita mampu mendidik manusia-manusia muda Indonesia dalam beberapa generasi mendatang dengan sebaik-baiknya, maka bangsa Indonesia akan mempunyai potensi untuk menjadi salah satu negara maju di dunia. Saya kira manusia Indonesia tidaklah kalah dalam hal otak dibandingkan dengan manusia-manusia dari bangsa lainnya. Tetapi karena fasilitas yang kurang di Indonesia, maka seluruh komponen bangsa kita haruslah bekerja lebih keras dan serius untuk mengejar ketertinggalan ini.


Sekarang soal mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa kita masih larut dalam eforia reformasi. Tiada hari tanpa demonstrasi. Adakah hal yang menurut Anda lebih strategis untuk mereka kerjakan?

Saya sendiri adalah seseorang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan tinggi, science, dan teknologi, jadi saya bukanlah ahli dalam bidang politik. Tetapi saya memiliki opini sendiri mengenai peranan siswa dan mahasiswa dalam hal politik. Di masa chaos di negara mana pun, mahasiswa selalu terlibat dalam hal politik, yaitu dengan berdemonstrasi, sama seperti di Amerika Serikat tahun 1960-an. Sebenarnya hal ini adalah sangat disayangkan (karena disebabkan kondisi yang chaos). Sebab, mahasiswa sebenarnya haruslah berkonsentrasi dalam meningkatkan pengetahuan, mengembangkan kreafitas mereka, dan juga berusaha untuk menyumbangkan pengetahuan mereka dalam bidang expertise mereka. Tetapi sekali lagi, mungkin kondisi politik yang kurang mendukunglah yang mendorong mereka untuk berdemonstrasi.

Tentu saja ini opini pribadi saya. Mahasiswa haruslah berkonsentrasi di kampus sebagai mahasiswa yang serius dengan kegiatan akademik dan kegiatan lainnya yang mendukung pendidikan mereka (seperti riset, pendidikan tinggi, dan lainnya). Sama sekali bukan dengan aktivitas politik. Mungkin dengan kondisi politik yang sekarang yang jauh lebih baik di Indonesia, mahasiswa Indonesia dapat memberikan perhatian penuh dalam kelas lagi.

Anda percaya, nasib Indonesia ke depan ada di tangan anak-anak muda ini? Tentu saja, nasib bangsa Indonesia di masa depan berada di tangan anak-anak muda sekarang. Kalau tidak, memangnya bangsa kita harus tergantung dengan siapa? Tentu saja, anak-anak muda sekarang ini haruslah diberikan contoh-contoh, cara-cara, dan kesempatan-kesempatan untuk mampu menjadi maju dan berhasil. Jawabannya sebenarnya tentu cuma satu, yaitu pendidikan yang terbaik untuk generasi sekarang dan mendatang!



Anda bangga menjadi manusia Indonesia?


Tentu saja, saya sangat bangga menjadi manusia Indonesia. Saya sendiri lahir, besar, dan mendapatkan pendidikan dasar di Indonesia. Saya sendiri sangat kecewa dengan orang-orang Indonesia yang telah sukses di negara lain, dan lupa kepada bangsa aslinya. Setiap negara tentu saja memiliki kekurangan-kekurangan tertentu, termasuk Indonesia. Dan kita-kita ini sebagai manusia Indonesia haruslah berusaha untuk memperbaiki Indonesia dengan cara yang benar dan konstruktif, bukan hanya dengan menjelek-jelekkan, tetapi kita harus mampu memberikan ide untuk maju dan memperbaiki.

Tolong gambarkan? dalam visi Anda, seperti apakah Indonesia 20 tahun mendatang?


Generasi muda dari Indonesia mendatang diharapkan bisa mempunyai keinginan untuk menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan negara Indonesia, dan juga semua manusia di dunia. Di kemudian hari, bangsa Indonesia haruslah memikirkan bagaimana bisa menjadi terang bagai lilin bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia, bukan hanya negara sendiri. Pikirkan bagaimana supaya generasi muda Indonesia bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang bisa dibanggakan oleh seluruh bangsa di dunia.


Pesan dan harapan Anda terhadap dunia pendidikan Indonesia maupun pada kalangan muda kita?


Salah satu hal yang saya harapkan dari artikel wawancara ini. Ini bukanlah tentang saya, melainkan tentang harapan supaya bangsa Indonesia tahu bahwa kita adalah bangsa yang besar. Kita merupakan bangsa yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya, jika bangsa kita mau bekerja keras. Putra-putri Indonesia haruslah sadar, hanya dengan kerja keras dan komitmen yang tinggi saja, kita sebagai bangsa Indonesia bisa maju dan bersaing di tingkat dunia.

Satu hal yang paling penting untuk seluruh bangsa Indonesia. Pendidikan tinggi di Indonesia haruslah diperbaiki sehingga kualitas universitas-universitas Indonesia bisa menjadi yang salah satu yang terbaik di tingkat Asia, hopefully top 5-10 Asia. Di sejumlah daerah atau kota-kota besar, pendidikan pra universitas di Indonesia sudah cukup bagus. Walau begitu, tetap harus ditingkatkan kualitasnya dengan pemerataan dan pengembangan pendidikan di luar kota-kota besar. We, as Indonesian, have to have the highest standard with respect to our attitudes and views on education and nurturing the future of our nation. It is time that we treat education and the future generation as the most important priorities of our country.

Saya selalu merasa, yang terpenting adalah kita harus menaruh ambisi, tujuan atau cita-cita kita yang setinggi-tingginya dan bekerja keras. Tentu saja dengan tidak melupakan akhlak dan kejujuran untuk mencapainya. Mereka yang berhasil adalah yang bekerja dan belajar keras, sangat fokus dengan tujuan, gigih, kreatif, self motivated, etis, jujur, bersikap positif, aktif dalam bertanya dan mencari jawaban. Dan yang terpenting, selalu mencintai dan menikmati apa yang dilakukannya. Manusia pintar yang tidak jujur dan tidak beretika bukanlah tujuan dari pendidikan.

Saya juga ingin menyaksikan semakin banyak orang Indonesia yang bisa datang ke AS untuk memperoleh PhD mereka, sehingga mereka bisa ikut andil dalam mengembangkan Indonesia di kemudian hari, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Sebab, untuk membantu perkembangan di Indonesia, tidak perlu semua orang berada di Indonesia. Bisa juga dari luar negeri. Indonesia juga harus bisa melihat contoh dari berbagai negara lainnya yang jauh lebih kecil tetapi sukses seperti Taiwan dan Singapura, di mana sangat banyak yang menjadi professor dan ilmuwan sukses di AS. Untuk menjadi bangsa yang maju sekali, bngsa kita harus bisa bersaing dengan yang terbaik di dunia, bukan hanya di Indonesia.

Saya berharap Indonesia sebagai negara nomor 4 terbesar di dunia haruslah mempunyai universitas yang bagus, yang semoga akan menjadi salah satu universitas top di Asia (top 5 or 10). It is time for us to make education in Indonesia as the very first priority in every children's goal! * 





Lalu sifat ilmiah apa yang Anda miliki ?

1. Optimis, untuk membuahkan hasil sukses.
2. Pantang menyerah, apapun masalahnya harus berank bangkit dan bersaing
3. Kerja keras, saya berhasil seperti ini tidak karena dengan cuma - cuma, tapi karena benar - benar ingin merubah hidup.
4. Skeptis, banyak ingin belajar dan terus mencari penemuan baru.
5. Pendidikan adalah yang utama bagi perkembangan bangsa.

*Informasi lengkap mengenai curriculum vitae dan hasil-hasil riset Nelson Tansu dapat dilihat di: http://www3.lehigh.edu/engineering/ece/tansu.asp Beberapa majalah yang mendeskripsikan risetnya dapat dilihat di website berikut:

    http://www.sciencedaily.com/releases/2003/12/031217073811.htm
    http://www.innovations-report.com/html/reports/physics_astronomy/report-24251.html
    http://www3.lehigh.edu/engineering/news/tansureceivespatent.asp

Riset dan Teori Nelson Tatsu

 

Dalam bahasa awam, sebenarnya apa manfaat dari ilmu dan teori riset yang Anda geluti saat ini?

Bidang research yang saya dalami adalah  teori semiconductor optoelectronics and semiconductor nanostructure devices, di mana saya melakukan riset baik dalam bidang experimental dan theoretically juga. Teknologi yang saya kembangkan di sini mencakup semiconductor lasers, quantum well dan quantum dot lasers, quantum intersubband lasers, InGaAsN quantum well dan quantum dots, type-II quantum well lasers, dan GaN/AlGaN/InGaN semiconductor nanostructure optoelectronic devices. Dengan menggunakan metalorganic chemical vapor deposition untuk mengontrol atom-atom di semiconductor, kita dapat melakukan bandgap engineering dari semiconductor tersebut. Penggunaan teknologi yang kita lakukan mencakup aplikasi di bidang optical communication, biochemical sensors, system deteksi untuk senjata, dan lainnya. 


Meliputi Riset & Teori :

  •     Energy Conversion and Conservation
  •     Energy Science
  •     Materials for Energy Conversion and Power Generation Processes
  •     Renewable Energy and Fusion
  •     Bioelectronics/photonics
  •     Advanced Materials and Processing
  •     Electronic Materials
  •     Optical Characterization
  •     Optical Materials
  •     Particle Technology
  •     Synthesis and Processing
  •     Nanoscale Thermal Materials
  •     Nanophysics
  •     Microelectronics/Solid State Devices
  •     Micro/Nanotechnology
  •     Micro- and Nanoscale Manufacturing
  •     Micro- and Nanofabrication
  •     Catalysis and Nanoparticles
  •     Nanotechnology
  •     Optics and Photonics
  •     Intellectual Property
  •     Technology and Society
  •     Technology and Public Policy
  •     Biointerface Design
  •     Biosensors
  •     Materials Theory
  •     Photonics
  •     Electrical Engineering
  •     Optical Technologies
  •     Condensed Matter Physics
  •     Computational Physics

Ketika ditanya temuannya yang manakah yang menurut dia berefek besar?

Dia bilang setidaknya ada dua. Yang pertama temuan di bidang semi konduktor yang kemudian dipakai untuk teknologi lampu LED. Yang kedua adalah temuannya di bidang semi konduktor yang dipakai untuk laser pada fiber optic.

Dengan adanya teknologi LED, maka penghematan energi yang bisa dilakukan sangatlah besar. Di Amerika, 22%-30% dari listrik digunakan untuk lampu. Jika penggunakan lampu bisa 10 kali lebih efisien, maka konsumsi listrik bisa dihemat dengan sangat signifikan. Kini, aku Nelson, sekitar 40% LED yang ada di Amerika Serikat dan 80% di Asia itu menggunakan paten teknologi yang ditemukannya.


sumber @http://www.tandapagar.com/anak-medan-yang-mendunia-nelson-tansu-profesor-muda-asal-indonesia-di-amerika-serikat/
@http://www.opto.lipi.go.id/utama.cgi?cetakartikel&1107369788

Rabu, 06 April 2016

Pesan Nelson Tansu Untuk Generasi Muda Indonesia

  • “Menurut saya, keberhasilan bukanlah  berasal  dari  tingkat  kepintaran.  Saya  sendiri  tidak  pernah  merasa  bahwa saya  sendiri  lebih  cerdas  atau  lebih  dari  yang  lainnya  terutama  orang - orang  Indonesia  lainnya. Sebenarnya menurut saya, saya biasa - biasa saja tetapi saya memang orang yang rajin dan kerja keras. Jadi, menurut saya, kerja keras dan fokus yang luar biasa adalah kunci dari keberhasilan.
  • Di samping kerja keras dan fokus, saya juga mendapat dukungan dari istri (Adela Gozali Yose) dan keluarga saya untuk dapat memberikan kontribusi sampai sekarang.”“Banyak  sekali  talenta - talenta  terbaik  dari  Indonesia  yang  mungkin  jauh  lebih  bagus  dan  telah  berkontribusi dengan banyak bagi Indonesia dan dunia. Semoga, saya sangat berharap bahwa banyak generasi - generasi muda Indonesia akan  terus  memiliki  motivasi  untuk terus  bekerja  dengan  giat  dan  fokus  untuk  dapat  memberikan kontribusi kepada pembangunan bangsa dalam jangka panjang di kemudian hari.”“Saya sendiri sebenarnya masih jauh dari banyak talenta -talenta baik Indonesia  yang telah  berhasil  di  tingkat dunia.  Saya  sendiri  masih  berusaha  keras  dan  giat  untuk  meningkatkan  kontribusi  dari  diri  sendiri  dan  juga mahasiswa kita untuk dapat memberikan kontribusi di bidang sains dan teknologi. Masih banyak hal yang harus saya belajar dan kembangkan sebelum dapat dibilang berhasil, dan kami belajar untuk maju setiap hari.”
  • “Negara Indonesia adalah Negara besar dengan populasi ke - 4 terbesar di dunia. Banyak talenta - talenta luar biasa dari  generasi  muda  kita  yang  melebihi  kita - kita  yang  sudah  lebih  senior, dan  kita  harus  dapat  memberikan motivasi  untuk  memajukan  mereka,  dan  juga  memberikan  bimbingan  dan  semangat  yang  tepat  untuk  dapat mengembangkan  talenta - talenta  muda  tersebut  secara  optimal.  Bangsa  Indonesia  adalah  bangsa  yang  besar yang  harus  mampu  untuk memberikan  kontribusi  besar  untuk  tingkat  dunia.  Dengan  adanya  generasi  muda bertalenta tinggi di Indonesia (yang menurut saya, banyak yang lebih luar biasa dari kita - kita yang senior), maka saya yakin Indonesia dapat menjadi negara maju dengan masyarakat yang sejahtera dan juga dapat memberikan kontribusi yang luar biasa di tingkat dunia.”
  • “Sewaktu pertemuan di I-4  di  Jakarta,  saya  benar - benar  sangat  impressed  dengan  enthusiasm  dari  generasi muda  yang  ingin  Indonesia  maju.  Dengan  semangat  yang  demikian  positif  dan  saling  mendukung  di  antara kalangan ilmuwan Indonesia, maka saya yakin Indonesia akan maju dan generasi muda akan terus berkembang melebihi generasi sekarang”.
  • “Di antara kalangan ilmuwan Indonesia, banyak di antara mereka yang dapat menjadi sukses jika mendapatkan kesempatan  yang  cukup.  Jadi  semoga  di  kemudian  hari,  bangsa  dan negara  Indonesia,  dan  masyarakat Indonesia, dapat memberikan dukungan yang secukupnya bagi ilmuwan generasi muda sebanyak - banyaknya.”
  •  “Tujuan dari saya di Lehigh adalah hanya  untuk  fokus  dalam  bekerja  keras  untuk  menghasilkan  mahasiswa - mahasiswa  yang  dapat  berkontribusi  dalam bidang  teknologi  dan  sains,  dan  semoga  kami  dapat  memberikan kontribusi  untuk  mahasiswa  Indonesia  juga  dalam  pengembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  terutama dalam  membimbing  mereka  di  program  S3. Sekarang  ini,  group  kita  telah  memiliki  2  alumni  dari  Indonesia  (1 untuk  S3,  dan  1  untuk  S2).  Semoga  kita  dapat  lebih  berkontribusi  untuk  di  masa  depan  dalam  pengembangan sumber daya manusia.”
  • “Salah satu hal yang paling penting bagi kita untuk melakukan adalah untuk memberikan ruang kepada ilmuwan - ilmuwan  Indonesia  yang  sudah  establish  di  berbagai  bidang  di  dalam  negeri  dan  luar  negeri  untuk  dikenal  bagi generasi  muda.  I-4  diharapkan  untuk  menjadi  wadah  bagi  memberikan  wacana  untuk  memberikan  kesempatan terhadap ilmuwan - ilmuwan Indonesia tersebut. Ada beberapa yang saya kenal (atau tahu) sejak beberapa tahun ini  yang  merupakan  ilmuwan  yang  bagus  dari  Indonesia  yang  berkarir  di  berbagai  Negara  (termasuk  Indonesia) yang  harusnya  bisa  menjadi role model  untuk  anak - anak  muda  kita,  yaitu:  Bapak  Yohanes  Surya,  Bapak  Ken Soetanto,  Bapak  Yow  Pin  Lim,  Bapak  Oki  Gunawan,  Bapak  Hery  S. Djie, Bapak Jeffrey Rufinu s, Bapak Yanuar Nugroho,  Ibu  Desi  Anwar,  Ibu  Etin  Anwar,  Bapak  Terry  Mart,  Bapak  Wilson  Wenas,  Bapak  Jhony  Setiawan, Bapak  Nasir  Tamara,  Bapak  Andreas  Raharso,  Bapak  Rudy  Raymond,  Bapak  Khoirul  Anwar, Ibu  Rose  Amal, Bapak Romulus Godang, Bapak L. T. Handoko, Bapak Agus Purwanto, Barry Herry Kwee, Bapak Hendra Kwee, Bapak  Wirawan  Purwanto,  Bapak  Gunawan  Witjaksono, Bapak  Rudiyanto  Gunawan,  Ibu  Lea  Goentoro, Bapak Anies  Baswedan, dan  lain - lainnya  (banyak).  Tentu  saja  masih  banyak  yang  lebih  senior  yang  telah  merupakan role model  yang  bagus  seperti    Bapak  Habibie,  Bapak  Bambang  Hidayat,  Bapak  M.  O.  Tjia,  Bapak  Barmawi, Bapak Sangkot Marzuki, Bapak The Houw Liong, dan lain -lainnya (masih banyak). Saya kira mereka - mereka ini adalah  yang  telah  menunjukkan  kemampuan  dan  dedikasi  tinggi,  dan  kita  semua  (termasuk  saya  sendiri terutama,  dan  generasi  muda  lainnya)  dapat  terinspirasi  untuk  belajar  dari  mereka - mereka yang  memiliki kemampuan luar biasa dan dedikasi luar biasa di bidang mereka masing - masing.”
  • “Banyak yang menanyakan soal email saya karena beredar email yang bukan saya di internet (palsu). Bagi yang ingin berkomunikasi langsung, email saya hanya ada satu yaitu:
    Tansu@Lehigh.Edu. Jadi email - email selain ini bukan  berasal  dari  saya (alias  palsu),  dan  saya  sangat  apreasiasi  jika tidak  ada yang salah  sangka  atau  salah interpretasi  dari  pembaca. Jika  ada  yang  ingin  meminta  klarifikasi,  anda  dapat  men - email  saya  di  email  di  atas. Kadang kala, saya menerima banyak email yang susah untuk di - reply semuanya, jadi anda dapat email beberapa kali jika memang mendesak.
    Terima kasih.” 

Biography Nelson Tansu

 

 Biography

Nelson Tansu (lahir di Medan, Sumatera Utara, 20 Oktober 1977; umur 38 tahun) adalah seorang akademisi dan peneliti nanoteknologi dan optoelektronika asal Indonesia yang menjadi tenure-track Assistant Professor di Universitas Lehigh (Lehigh University) pada usia 25 tahun (sejak Juli 2003). Tansu yang gemar nasi Padang menyisihkan lebih dari 300 doktor[butuh rujukan] untuk mendapatkan jabatan Assistant Professor tersebut di Universitas Lehigh sejak Juli 2003.

Riset Tansu adalah dalam bidang fisika terapan (Applied Physics) terutama dalam bidang semikonduktor, nanoteknologi, dan fotonika. Sejak April 2007 sampai April 2009, ia menjadi Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor di Universitas Lehigh. Sejak Mei 2009 (usia 31 tahun) sampai April 2010, Tansu dipromosi menjadi Associate Professor dengan tenure di Universitas Lehigh. Sejak May 2010 sampai sekarang, Tansu dipromosi menjadi Class of 1961 Chair Associate Professor (dengan tenure) di Universitas Lehigh.

Nelson Tansu merupakan putra kedua dari pasangan ayah (Almarhum) Iskandar Tansu dan ibu (Almarhum) Auw Lie Min. Ia dilahirkan di Medan, dan besar di Medan. Tansu menyelesaikan pendidikan dari TK-SD-SMP-SMA di Yayasan Perguruan Sutomo 1 Medan, di mana ia merupakan lulusan terbaik saat menyelesaikan pendidikan SMA di Mei 1995. Kemudian, dia melanjutkan pendidikan S1 (BS) sampai S3 (PhD / Doktor) di Universitas Wisconsin - Madison.

Meskipun Nelson sering mengimplikasi kesuksesannya dalam menempuh karier sebagai akademia, Nelson Tansu memalukan citra akademia Indonesia setelah disebut sebagai salah satu contoh peneliti yang membludak sistem h-indeks dan citasi untuk publikasi jurnal akademia.[1] Nelson sengaja memasuki artikel sendiri secara berlebihan (contoh: 34 jurnal karangan sendiri dalam 41 referensi di satu publikasi). Nelson Tansu dan Milena Penkowa disebut sebagai contoh paling terkenal secara global sebagai akademia yang terobsesi dengan citra sendiri.[2] Publik Indonesia banyak belum mengetahui kondisi ini, dengan contoh banyak interview dari media di dalam negeri yang tidak mengetahui kondisi ini.

 Pendidikan
  • Ph.D. in Electrical Engineering (Applied Physics), September 1998 - Mei 2003, Universitas Wisconsin - Madison, Madison, Amerika Serikat.
  • B.S. in Applied Mathematics, (Electrical) Engineering, and Physics (AMEP), September 1995 - Mei 1998, Universitas Wisconsin - Madison, Madison, Amerika Serikat.
  • SMA Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Juli 1992 - Mei 1995).
  • SMP Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Juli 1989 - Mei 1992).
  • SD Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Juli 1983 - Mei 1989).
  • TK Sutomo 1, Medan, Sumatera Utara, Indonesia (Juli 1981 - Mei 1983).

Karier  
  • Assistant Professor, Department of Electrical and Computer Engineering, Center for Optical Technologies, P. C. Rossin College of Engineering and Applied Science, Lehigh University, Juli 2003 - April 2007.
  • Peter C. Rossin (Term Chair) Assistant Professor, Department of Electrical and Computer Engineering, Center for Optical Technologies, P. C. Rossin College of Engineering and Applied Science, Lehigh University, April 2007-April 2009.
  • Associate Professor (with tenure), Department of Electrical and Computer Engineering, Center for Optical Technologies, P. C. Rossin College of Engineering and Applied Science, Lehigh University, May 2009-April 2010.
  • Class of 1961 (Chair) Associate Professor (with tenure), Department of Electrical and Computer Engineering, Center for Optical Technologies, P. C. Rossin College of Engineering and Applied Science, Lehigh University, May 2010-present.
 Hasil Karya Riset
  • Lebih dari 220 publikasi jurnal dan konferensi ilmiah internasional (February 2011) tentang semikonduktor, optoelektronika, fotonika, dan nanoteknologi. Terutama bidang riset mencakup fisika dan teknologi dari semikonduktor nanostruktur untuk laser, diode pemancar cahaya, sel surya, komunikasi, energi, dan lainnya.
  • Journal citations: > 1281 citations, dan H-index = 22 (Self citation > 50%, Februari 2011, ISI Web of Knowledge).
  • Delapan paten dalam bidang nanoteknologi dan optoelektronika dari kantor paten Amerika Serikat.

Pranala luar

   (Indonesia) Lehigh University.
    (Indonesia) Research Group.
    (Indonesia) Resolve NewsLetters.
    (Indonesia) Wawancara di Pembelajar.com.
    (Indonesia) Profil Nelson Tansu.
    (Indonesia) Self Citation Record of Nelson Tansu.

Referensi

www.academia.edu/794892/Nelson_Tansu_Self_Citation_Record

http://www.academia.edu/1050591/Milena_Penkowa_and_Nelson_Tansu_Self_Citation 

sumber@wikipedia